June 2, 2025

TRIBUNJABAR.ID – Beragam peraturan dan dobrakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sering jadi perhatian public.

Beberapa banyak simpatisan Dedi Mulyadi menyepakati peraturan Gubernur Jawa barat itu.

Tetapi ada yang tidak sepakat dan merasakan tidak senang dengan performanya sampai ada yang bereaksi keras.

Seperti akhir-akhir ini ada protes dan kritik dari organisasi masyarakat GRIB Jaya Jawa barat atas peraturan Dedi Mulyadi masalah pembangunan Satuan tugas Antipremanisme.

Organisasi masyarakat GRIB Jaya Jawa barat itu protes sebab menganggap tersinggung dengan perkataan Dedi Mulyadi waktu menyampaikan pidato di Gedung DPRD Jawa barat, Jumat (21/3/2025), yang menyebutkan organisasi masyarakat sampai LSM sering lakukan gertakan pada warga.

Di video yang tersebar, Ketua GRIB Jaya Jawa barat Gabryel Alexander Etwiorry bahkan melawan Dedi Mulyadi untuk berjumpa dan membahas hal itu.

Selainnya kritik dari Ketua GRIB Jaya Jawa barat, awalnya Dedi Mulyadi dinilai oleh bekas advokat kasus Vina Garut, Toni RM.

Toni RM memberi opini jika performa pimpinan Jawa barat akan disebutkan sebagai pencitraan jika dobrakan itu tidak dilandasi ketentuan yang terdapat.

Sekarang, bukannya menyikapi kritik dari beragam faksi itu, Dedi Mulyadi memberi jawaban arif.

Ini diutarakan Dedi Mulyadi dalam upload di Instagram pribadinya, diambil Jumat (18/4/2025).

Dia mengibaratkan jika seorang pimpinan seperti matahari dan malam.

Saat terik, matahari berguna untuk beberapa orang, tapi ada juga yang merasa dirugikan dari teriknya matahari itu.

Disamping itu, ia mengumpamakan pimpinan sebagai malam di mana tiap orang benar-benar memerlukannya, tapi tidak semuanya orang suka dengan malam.

Dari perumpamaan itu Dedi Mulyadi memperjelas jika seperti tersebut deskripsi hidup.